Kamis, 28 September 2017

Jodoh

Siapapun kamu, dimana pun kamu berada sekarang. aku percaya, bahwa engkau akan hidup bersamaku kelak nanti. Menjadi imam untukku dan anak-anakku.

Dipertemukan pada waktu yang sudah ditentukan oleh Allah. Sudah dicatat sebagai pasangan yang sangat bahagia.

Entah sekarang kau bahagia bersama yang lain, entah sekarang kau sedang mencari ku. Aku selalu berdoa, agar kamu selalu baik-baik saja. 

Siapapun dirimu, semoga kamu yang terbaik yang Allah berikan untukku. Semoga kamu bisa menjadi imam yang saleh untuk aku dan anak-anakku kelak. 

Aku sedang memperbaiki diri, agar bisa menjadi ibu yang baik untuk anak kita, agar bisa menjadi istri yang salehah.

Semoga kita dipertemukan segera mungkin, agar aku tak salah memilih pasangan.    

Sabtu, 10 Juni 2017

Memilukan

Bisakah aku bahagia walau hanya sehari saja?
Bisakah kesedihan tak selalu menghantui disetiap menjelang tidurku?
Aku hanya gadis berusia tujuh belas tahun yang ingin bahagia namun luka lebih dulu mendatang. 
Apa gadis sepertiku tak pantas mendapatkan apa yang seharusnya layak didapatkan?
Gadis memiliki banyak kekurangan seperti ku bisa apa?

Ketika malam tiba, entah mengapa kesedihan selalu mendatangiku bahkan menghantuiku disepanjang tidurku. Sangat memilukan. Lika-liku cobaan hidup memang begitu hebat. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menjalankannya.

Lihat aku, aku sendiri. Tanpa seorangpun. Aku lelah. Tak pernah sedikitpun aku dilihat di mata mereka bahwa aku ini ada.


Okey, aku faham. Mungkin semua harus aku lewati sendiri. Aku masih kuat untuk meminggul masalahku sendiri.

Ketika aku sendiri, aku selalu berdoa kepada sang pencipta. 

Selasa, 21 Maret 2017

Lukamu sungguh sempurna

Bagaimana bisa kamu menjadi orang yang benar benar ingin kubenci? Sementara, dulu begitu dalam aku menjatuhkan hati. Hatiku menolak pergi, tetapi kenyataan terlalu menyakiti. Kamu lelah dengan segala yang kita perjuangkan bersama. Kamu memintaku berlapang dada, memintaku melepaskan begitu saja. Apakah kamu tidak pernah merenungkan walau sejenak saja, betapa luka pedih mengiris dada, melihat orang yang paling dicinta meminta lepas demi seseorang yang ia cinta? Kita tidak menjalani ini sehari dua hari, terlalu lama kebersamaan ini membuat aku tidak tahu lagi jalan kembali.

Meski tidak ingin memintamu kembali, tapi lukanya tetap saja tak sepenuhnya pergi. Menyiksa malam-malamku, menyesakkan dalam diamku. Kenangan selalu pulang dengan hal-hal yang kamu buang. Dengan hal-hal yang dulu sepenuh hati kita impikan dalam hal berjuang. Apa kamu bahagia dengan segala luka yang kini kurasa? Apa kamu tidak merasa betapa dalamnya aku tenggelam dalam hal-hal yang terlalu pahit rasanya kenyataan ini?

Menjadi kamu mungkin menyenangkan, setelah dicintai bisa semudahnya membuang. Setelah disayangi lantas kamu merasa berhak menyakiti. Sementara aku tertatih untuk berdiri kembali. Andai mudah membencimu, aku sudah melakukannya semenjak kamu memilih berlalu. Namun, perasaan tak pernah sepenuhnya bisa dikendalikan. Aku masih mencarimu dalam doa-doa, meski tidak sesering dulu sewaktu awal terluka. Lelah rasanya begini, mengharapkanmu yang tak pernah peduli. Menggenggam hati seseorang yang tak lagi bersedia dimiliki.

Semoga waktu benar-benar obat dari segala pilu. Tak banyak lagi yang kuharapkan darimu. Meski sejujurnya tak semudah itu membiarkanmu semakin jauh dari masa lalu. Namun, aku paham, aku bukan lagi orang yang kamu inginkan. Sekuat apa pun aku menjaga doa-doa untuk bersama, tidak akan berguna bila kamu tidak juga bersedia. Menjadi kamu mungkin tak akan pernah mengerti rasanya mencintai seseorang, pada saat yang sama perasaan itu terus saja menyakitimu tanpa pernah bisa kamu buang. Jagalah dia baik-baik, semoga luka hatimu tidak pernah berbalik. Jagalah dia yang kamu pilih sebagai cinta, semoga kelak dia tidak menjadi seperti kamu, yang memilih pergi dan membekaskan luka.

Mati rasa.

rasanya mati setelah apa yang selama ini aku perjuangkan hanya sia-sia.
kepergian mu membuat aku tak percaya lagi pada cinta.
seakan hati ini mati tak punya rasa,
seakan hati ini tertutup rapat-rapat oleh seseorang yang baru.
hatiku hilang, rasaku entah kemana.

Sabtu, 18 Februari 2017

Kini sudah tak ada lagi rindu yang menghantui

Sebuah rindu yang terbayar.
Perpisahan yang menyedihkan tiga bulan yang lalu, membuat aku merasa rindu.
Rindu yang teramat mendalam. Rindu yang tak pernah menuntut pertemuan. Saling menyapa saja tidak. Memang kita sering bertemu, bahkan setiap hari. namun, melihatmu seperti orang asing. Hanya bisa melihat mu saja tanpa bercakap.
Aku selalu berharap agar kita bisa seperti dulu, tapi itu hanya ilusi yang aku dambakan selama ini. Tiga bulan berturut-turut aku merindukan pelukanmu, aku merindukan semua tentang dirimu. Tiga bulan silam, tiba-tiba kau datang, kau bilang kau rindu dengan semua kisah kita dulu. Aku tak tahu, mendengar itu semua aku harus merasa bahagia ataupun sebaliknya..    
Kini kita kembali dipertemukan, kau memelukku dengan pelukan yang sama seperti dahulu. Rasanya, rindu ini terbayar. Tak perlu aku merasa rindu kembali. Meskipun setelah ini kau akan pergi [lagi], setidaknya aku sudah tak lagi merindukanmu. Rindu ini sungguh menghantui ku, setiap hari, bahkan setiap malam aku selalu teringat kamu, bahkan teringat kita. Tapi kini, rindu ini sudah terbayar. Terimakasih untuk kamu yang selalu aku rindukan. Pertemuan singkat ini, sungguh membuat aku bahagia.

Kisah kita yang dulu ada

‌Waktu telah berakhir. Aku dan kamu sudah tak lagi menjadi kita.
Kau sibuk dengan yang baru , begitu juga dengan aku yang sibuk dengan kebahagiaan baruku kini.
Terimakasih dulu pernah ada dan selalu ada untukku. Kini aku tau, kau memang bukan yang terbaik untukku. Terimakasih untuk kenangan yang dulu kita ukir bersama. Aku tau, melupakan kita yang dulu memang tak semudah memutar telapak tangan.
Aku selalu ingat kata kata leluconmu yang selalu membuat aku tertawa lepas. Dan aku selalu ingat tempat dimana kita pernah ukir kenangan bersama.
Kebahagiaan kecil yang selalu membuat aku bahagia kini sempurna. Bahkan, ketika kau sudah tak lagi disampingku, aku selalu mendeskripsikan bahwa aku bahagia saat bersamamu.
Dulu, bahkan sekarang.
tatapan mu, seakan mengingatkan semuanya. Semua yang terjadi.
Rindu rasanya dengan semua, semua yang pernah ada, dan kini semua sudah mati. Sudah tak ada lagi kisah tentang kita. Yang sekarang ada, hanyalah aku, dan kamu. Bukan kita.

Jumat, 21 Oktober 2016

Yang ku fikir cinta

Hai kamu, iya kamu. Yang sudah berhasil membuat ku jatuh cinta sejatuh ini, yang sudah berhasil membuat ku senyaman ini, yang sudah berhasil membuat ku terluka, yang sudah berhasil memperkenalkan ku dengan rasa yang tidak pernah ada pada lelaki manapun. Kamu memang tidak sempurna, tetapi kamu berhasil menyempurnakan semuanya dengan tutur kata dan perilaku mu yang membuatku merasa nyaman saat di dekatmu.

Banyak yang bilang, kamu tidak pantas untukku. Tapi aku merasa kamulah yang pantas dan yang layak denganku.

Kau tau? Saat aku mengenalmu, aku tidak tertarik dengan lelaki manapun. Kau membuatku seakan akan hati ini mati rasa. Dan hal yang paling menyakitkan dari sebuah patah hati adalah ketika aku benar benar menyayangi mu kau pergi dengan seseorang yang pernah menyakitimu, dan kau  pergi dengan santai seakan kepergian mu tidak menyakiti ku.

Kau menunjukan kepalsuan yang ku fikir kenyataan. Kamu memperlihatkan hal dusta yang ku fikir cinta. Dan aku terluka--